Kisah jenazah terbakar setelah di kubur 30 menit ini akan mengajarkan kepada kita bahwa siksa kubur itu ada bagi mereka yang sering melakukan perbuatan dosa ataupun maksiat. Akan ada malaikat Munkar dan Nakir yang menunggu kita di dalam kubur. Mereka sudah bersiap untuk memberikan kita banyak pertanyaan dan dapat juga menyiksa kita.
Suatu ketika, ada sebuah truk yang masuk perkampungan. Truk itu membawa barang-barang pindahan milik Pak Karta. Para warga yang melihatnya pun segera menghampiri dan ikut membantu menurunkan dan membawa barang-barang tersebut. Setelah selesai, pak Karta memperkenalkan diri dan istrinya, Nita. Tiba-tiba keluar seorang ibu tua yang memegang sapu. Wanita tua itu adalah ibu dari pak Karta yang bernama Fatimah. Ayah pak Karta sudah meninggal, jadi dialah yang bertanggung jawab atas ibunya itu karena ia adalah anak pertama. Inilah azab kubur kisah nyata.
Awalnya, keluarga pak Karta tampak sangat harmonis karena tidak pernah ditemui sedang bercecok. Masyarakat sekitar pun senang dengan keharmonisan keluarga pak Karta. Namun, lambat laun sering terjadi masalah antara ibu Fatimah dengan Nita. Seringkali Nita menghina dan memfitnah ibu Fatimah. Namun, bu Fatimah hanya diam dan sabar dalam menerima hal tersebut. Demi anak dan cucu tercintanya, ia rela menerima segala perlakuan yang tidak pantas dari menantunya itu.
Dari pagi sang ibu sudah harus bekerja dan ia terus saja diminta untuk mengerjakan sesuatu hingga seharian penuh. Ia selalu melontarkan fitnah kepada sang ibu hingga membuat anak kesayangannya itu juga ikut membenci ibu kandungnya sendiri.
Nita sering mengatakan bahwa ibunya hanya duduk-duduk santai dan tidak mau membantu pekerjaan rumah. Ia mengaku bahwa semua itu adalah kerjaan Nita yang membersihkan rumah, merawat anak dan lain sebagainya. Hasutan ini membuat kesabaran Karta hilang. Ditambah lagi dengan istrinya yang menantang sang suami untuk memilih ibunya atau istrinya. Karena fitnah, hasutan dan desakan sang istri, Karta pun memilih istrinya dan mengusir ibunya. Ibunya akan pergi tapi pada keesokan harinya karena saat itu sudah malam. Akhirnya sang ibu pun keluar dari rumah hanya berbekal beberapa pakaian tanpa diberi uang sedikit pun. Karena sakit hati atas perlakuan anaknya, sang ibu pun mengutuk anaknya dengan mengatakan bahwa ia tidak ridho dunia akhirat atas pelakukan Karta padanya, ia mengharamkan air susu yang telah diminum dan semoga ia dibakar di dunia dan akhirat.
Setelah itu, kehidupan Karta justru semakin menyedihkan. Ia sering sakit-sakitan. Awalnya hanya terasa gatal-gatal tapi kemudian muncul luka, lecet, keluar cairan dari dalam perut dan lain sebagainya. Ia sudah mencoba berbagai pengobatan tapi tak kunjung sembuh. Hingga akhirnya ia sadar bahwa penderitaan itu disebabkan karena sikap durhakanya kepada sang ibu. Ia pun meminta sang ibu untuk datang dan memaafkannya. Tapi, sang ibu terlanjur sakit hati dan enggan untuk datang. Inilah mengapa ia merasakan azab kubur yang menyeramkan.
Sakaratul maut pun datang, sang istri mencoba menuntunya dan ia melaksanakan shalat subuh agar suaminya tidak lagi merasakan sakaratul maut itu. Tak berapa lama ia pun meninggal dan jenazahnya segera diurus.
Jenazah Karta pun dikuburkan. Tak berapa lama ada beberapa lelaki yang datang dan mengatakan agar jenazah Karta dipindahkan karena tanah itu adalah milik keluarganya. Saat jenazah Karta akan di angkat, kain kafannya berubah menjadi abu-abu dan tubuhnya seperti mengecil. Akhirnya dibukanlah kain kafan itu dan sangat mengejutkan ternyata tubuh Karta terbakar dan hangus. Inilah nyata azab kubur. Kaki dan tangannya melengkung ke arah badan seperti monyet. Padahal jenazah itu baru dikubur sekitar 30 menit.
Suatu ketika, ada sebuah truk yang masuk perkampungan. Truk itu membawa barang-barang pindahan milik Pak Karta. Para warga yang melihatnya pun segera menghampiri dan ikut membantu menurunkan dan membawa barang-barang tersebut. Setelah selesai, pak Karta memperkenalkan diri dan istrinya, Nita. Tiba-tiba keluar seorang ibu tua yang memegang sapu. Wanita tua itu adalah ibu dari pak Karta yang bernama Fatimah. Ayah pak Karta sudah meninggal, jadi dialah yang bertanggung jawab atas ibunya itu karena ia adalah anak pertama. Inilah azab kubur kisah nyata.
Awalnya, keluarga pak Karta tampak sangat harmonis karena tidak pernah ditemui sedang bercecok. Masyarakat sekitar pun senang dengan keharmonisan keluarga pak Karta. Namun, lambat laun sering terjadi masalah antara ibu Fatimah dengan Nita. Seringkali Nita menghina dan memfitnah ibu Fatimah. Namun, bu Fatimah hanya diam dan sabar dalam menerima hal tersebut. Demi anak dan cucu tercintanya, ia rela menerima segala perlakuan yang tidak pantas dari menantunya itu.
Dari pagi sang ibu sudah harus bekerja dan ia terus saja diminta untuk mengerjakan sesuatu hingga seharian penuh. Ia selalu melontarkan fitnah kepada sang ibu hingga membuat anak kesayangannya itu juga ikut membenci ibu kandungnya sendiri.
Nita sering mengatakan bahwa ibunya hanya duduk-duduk santai dan tidak mau membantu pekerjaan rumah. Ia mengaku bahwa semua itu adalah kerjaan Nita yang membersihkan rumah, merawat anak dan lain sebagainya. Hasutan ini membuat kesabaran Karta hilang. Ditambah lagi dengan istrinya yang menantang sang suami untuk memilih ibunya atau istrinya. Karena fitnah, hasutan dan desakan sang istri, Karta pun memilih istrinya dan mengusir ibunya. Ibunya akan pergi tapi pada keesokan harinya karena saat itu sudah malam. Akhirnya sang ibu pun keluar dari rumah hanya berbekal beberapa pakaian tanpa diberi uang sedikit pun. Karena sakit hati atas perlakuan anaknya, sang ibu pun mengutuk anaknya dengan mengatakan bahwa ia tidak ridho dunia akhirat atas pelakukan Karta padanya, ia mengharamkan air susu yang telah diminum dan semoga ia dibakar di dunia dan akhirat.
Setelah itu, kehidupan Karta justru semakin menyedihkan. Ia sering sakit-sakitan. Awalnya hanya terasa gatal-gatal tapi kemudian muncul luka, lecet, keluar cairan dari dalam perut dan lain sebagainya. Ia sudah mencoba berbagai pengobatan tapi tak kunjung sembuh. Hingga akhirnya ia sadar bahwa penderitaan itu disebabkan karena sikap durhakanya kepada sang ibu. Ia pun meminta sang ibu untuk datang dan memaafkannya. Tapi, sang ibu terlanjur sakit hati dan enggan untuk datang. Inilah mengapa ia merasakan azab kubur yang menyeramkan.
Sakaratul maut pun datang, sang istri mencoba menuntunya dan ia melaksanakan shalat subuh agar suaminya tidak lagi merasakan sakaratul maut itu. Tak berapa lama ia pun meninggal dan jenazahnya segera diurus.
Jenazah Karta pun dikuburkan. Tak berapa lama ada beberapa lelaki yang datang dan mengatakan agar jenazah Karta dipindahkan karena tanah itu adalah milik keluarganya. Saat jenazah Karta akan di angkat, kain kafannya berubah menjadi abu-abu dan tubuhnya seperti mengecil. Akhirnya dibukanlah kain kafan itu dan sangat mengejutkan ternyata tubuh Karta terbakar dan hangus. Inilah nyata azab kubur. Kaki dan tangannya melengkung ke arah badan seperti monyet. Padahal jenazah itu baru dikubur sekitar 30 menit.
0 Response to "Kisah Jenazah Terbakar Setelah Dikubur 30 Menit"
Posting Komentar