Bunuh diri adalah salah satu
perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Setiap orang memiliki waktunya masing-masing untuk mati sehingga kita tidak harus mendahului ketetapan Allah atas kematian kita. Kisah ini berawal dari seorang wanita tua yang sedang terburu-buru pergi ke suatu alamat yang ada di selebaran dekat pintu rumahnya. Dengan antusias dan harapan yang ada, nenek yang hidup seorang diri itu mengetuk pintu rumah berharap muncul petunjuk di dalam rumah tersebut.
Setelah pintu rumah itu terbuka, terdapat seorang laki-laki paruh baya dan ia mempersilakan masuk sang nenek. Tidak lama kemudian, si nenek berkisah mengenai alasannya datang ke rumah tersebut.
Beberapa waktu yang lalu, si nenek hendak mengakhiri hidupnya. Ia berniat gantung diri karena baginya tidak ada lagi alasan untuk melanjutkan kehidupan. Selain usia yang sudah tua, tidak ada lagi orang yang mencintainya. Suami yang sangat menyayanginya dulu telah meninggal mendahuluinya.
Terlebih, si nenek dan almarhum suaminya mandul sehingga mereka tidak memiliki keturunan yang dapat menyejukkan hati atau sebagai penerus generasinya. Hal ini membuat si nenek merasa sedih, sendiri, sepi, dan menyayat hati sehingga terbesitlah pikiran untuk bunuh diri agar bisa menyusul suaminya dengan cepat.
Ketika si nenek sedang memasang tali sebagai alat bunuh diri, ada suara dari luar rumah yang mengetuk pintu rumahnya. Padahal, cuaca di luar rumah sedang buruk dengan hujan salju dan angin kencang. Si nenek mengatakan bahwa ia tidak tahu siapa yang datang ke rumahnya itu. Dari caranya mengetuk pintu, sepertinya ada hal penting yang ingin disampaikannya. Terdengar suaranya seperti anak kecil.
Si nenek pun mengurungkan niat untuk bunuh diri. Ia memilih untuk mendatangi sumber suara dan berpikir siapa tahu itu adalah pesan terakhir yang diberikan pada si nenek. Kemudian, si nenek mendekati pintu untuk melihat siapa orang yang datang ke rumahnya itu.
Ketika pintu itu dibuka, si nenek tidak melihat siapa pun di luar rumahnya. Ia mengira bahwa mungkin tamunya sudah pergi karena ia terlalu lama membuka pintu. Tapi, ia menemukan ada selembaran kertas yang diselipkan di bawah pintu sampai masuk ke dalam rumah. Si nenek pun membaca selebaran itu dengan cermat dan di kertas itu tertulis ajakan dalam kebaikan. ajakan tersebut menuju kedamaian, kesejukan, keselamatan, cahaya dan semua itu akan didapatkan jika ia masuk agama Islam.
Setelah itu, si nenek pun menyiapkan diri dan pergi menuju alamat yang ada di selebaran kertas itu. Meskipun pergi seorang diri, nenek itu tidak juga mundur hingga saatnya tiba di alamat yang ditujunya.
Lak-laki dewasa yang menyambut kedatangannya mendengar curhatan si nenek dengan menangis, yakni tangisan sedih dan terharu. Laki-laki itu sedih karena sebelumnya, ia mencegah anaknya keluar berdakwah.
Sebelumnya, laki-laki itu mencegah anaknya untuk berdakwah karena cuacanya sedang tidak bersahabat. Namun, si anak tetap bersikukuh untuk menyebarkan selebaran dakwah mengenai Islam di berbagai sudut benua Eropa di setiap pintu rumah. Ia berbicara dalam hati, jika anaknya menuruti perintah sang ayah mungkin saja si nenek sudah mati karena gantung diri, beginilah kisah nenek yang batal bunuh diri karena seorang anak kecil.
perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Setiap orang memiliki waktunya masing-masing untuk mati sehingga kita tidak harus mendahului ketetapan Allah atas kematian kita. Kisah ini berawal dari seorang wanita tua yang sedang terburu-buru pergi ke suatu alamat yang ada di selebaran dekat pintu rumahnya. Dengan antusias dan harapan yang ada, nenek yang hidup seorang diri itu mengetuk pintu rumah berharap muncul petunjuk di dalam rumah tersebut.
Setelah pintu rumah itu terbuka, terdapat seorang laki-laki paruh baya dan ia mempersilakan masuk sang nenek. Tidak lama kemudian, si nenek berkisah mengenai alasannya datang ke rumah tersebut.
Beberapa waktu yang lalu, si nenek hendak mengakhiri hidupnya. Ia berniat gantung diri karena baginya tidak ada lagi alasan untuk melanjutkan kehidupan. Selain usia yang sudah tua, tidak ada lagi orang yang mencintainya. Suami yang sangat menyayanginya dulu telah meninggal mendahuluinya.
Terlebih, si nenek dan almarhum suaminya mandul sehingga mereka tidak memiliki keturunan yang dapat menyejukkan hati atau sebagai penerus generasinya. Hal ini membuat si nenek merasa sedih, sendiri, sepi, dan menyayat hati sehingga terbesitlah pikiran untuk bunuh diri agar bisa menyusul suaminya dengan cepat.
Ketika si nenek sedang memasang tali sebagai alat bunuh diri, ada suara dari luar rumah yang mengetuk pintu rumahnya. Padahal, cuaca di luar rumah sedang buruk dengan hujan salju dan angin kencang. Si nenek mengatakan bahwa ia tidak tahu siapa yang datang ke rumahnya itu. Dari caranya mengetuk pintu, sepertinya ada hal penting yang ingin disampaikannya. Terdengar suaranya seperti anak kecil.
Si nenek pun mengurungkan niat untuk bunuh diri. Ia memilih untuk mendatangi sumber suara dan berpikir siapa tahu itu adalah pesan terakhir yang diberikan pada si nenek. Kemudian, si nenek mendekati pintu untuk melihat siapa orang yang datang ke rumahnya itu.
Ketika pintu itu dibuka, si nenek tidak melihat siapa pun di luar rumahnya. Ia mengira bahwa mungkin tamunya sudah pergi karena ia terlalu lama membuka pintu. Tapi, ia menemukan ada selembaran kertas yang diselipkan di bawah pintu sampai masuk ke dalam rumah. Si nenek pun membaca selebaran itu dengan cermat dan di kertas itu tertulis ajakan dalam kebaikan. ajakan tersebut menuju kedamaian, kesejukan, keselamatan, cahaya dan semua itu akan didapatkan jika ia masuk agama Islam.
Setelah itu, si nenek pun menyiapkan diri dan pergi menuju alamat yang ada di selebaran kertas itu. Meskipun pergi seorang diri, nenek itu tidak juga mundur hingga saatnya tiba di alamat yang ditujunya.
Lak-laki dewasa yang menyambut kedatangannya mendengar curhatan si nenek dengan menangis, yakni tangisan sedih dan terharu. Laki-laki itu sedih karena sebelumnya, ia mencegah anaknya keluar berdakwah.
Sebelumnya, laki-laki itu mencegah anaknya untuk berdakwah karena cuacanya sedang tidak bersahabat. Namun, si anak tetap bersikukuh untuk menyebarkan selebaran dakwah mengenai Islam di berbagai sudut benua Eropa di setiap pintu rumah. Ia berbicara dalam hati, jika anaknya menuruti perintah sang ayah mungkin saja si nenek sudah mati karena gantung diri, beginilah kisah nenek yang batal bunuh diri karena seorang anak kecil.
0 Response to "SHUBAHANALLAH...!!! Tak Di Sangka Anak Kecil Ini Dapat Menyelamatkan Seorang Kakek Yang Hendak Bunuh Diri"
Posting Komentar